Potensi Kiprah ‘Aisyiyah di Isu Kemanusiaan Global
YOGYAKARTA – Di tengah berbagai isu kemanusiaan global yang semakin meningkat, dakwah kemanusiaan bisa menjadi jawaban untuk menyelamatkan nyawa, meringankan penderitaan, menjaga martabat manusia dan memanusiakan manusia. Hal tersebut dikemukakan oleh Rahmawati Husein, Ketua Lembaga Lingkungan dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam Pengajian Ramadan 1445 H, Sabtu (23/3/24)
“Kita menjadi bagian dari manusia yang lain, makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri, jadi kita diharapkan menjadi Rahmatan lil ‘Alamin,” ujar Rahmawati
‘Aisyiyah disebut Rahmawati memiliki potensi besar untuk menguatkan kiprahnya di isu kemanusiaan universal. Hal ini karena ‘Aisyiyah telah memiliki pengalaman yang panjang dalam menjawab berbagai permasalahan yang ada di tingkat lokal. “‘Aisyiyah memiliki pengalaman yang panjang, 107 th usianya adalah pengalaman dan pengetahuan yang luar biasa, sehingga pengalaman yang dimiliki ‘Aisyiyah ini penting untuk dishare,” tegasnya.
Untuk menjawab berbagai permasalahan kemanusiaan universaL, Rahmawati menyebuut terdapat dua model dan strategi dakwah yang dapat dilakukan. Pertama adalah dalam bentuk pemberian bantuan disaat ada krisis kemanusiaan maupun dalam bentuk pembangunan bagi negara-negara yang membutuhkan. Pembangunan saat tidak dalam kondisi krisis ini disebut Rahmawati sudah dilakukan oleh ‘Aisyiyah. Antara lain dengan mendirikan sekolah seperti pendian TK ABA di Mesir, memberikan bantuan hukum untuk pekerja migran Indonesia di Taiwan dan Malaysia, pelatihan pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim di Mindanao, penyusunan kurikulum madrasah untuk perempuan di Afganistan, juga model pemberdayaan perempuan di Palestina. “Model-model yang dilakukan ‘Aisyiyah ini tidak ada di negara lain. sehingga pengalaman ‘Aisyiyah ini dibutuhkan,”
Abeer Zayyad, aktivis perempuan dari Palestina menyampaikan bahwa di Palestina perempuan memiliki peran besar dalam keteguhan dan ketangguhan masyarakat Palestina dalam bertahan memperjuangkan keadaan Palestina saat ini. “Mereka mengajarkan anak-anak untuk tetap sabar, tetap tangguh dan teguh dalam menghadapi berbagai persoalan,” ujarnya
Oleh karena itu Abeer melalui lembaga yang dipimpinnya yakni IWC berupaya untuk menguatkan peran perempuan dalam situasi konflik. IWC adalah lembaga yang bergerak dalam kemanusiaan yang konsen pda pemberdayaan perempuan yakni membantu perempuan yang membutuhkan untuk meningkatkan perekonomiannya termasuk melalui UMKM.
“IWC ini lembaga yang cukup tua yang masih eksis hingga sampai saat ini. Salah satunya IWC bekerjasama dengan Muhammadiyah ‘Aisyiyah untuk pemberdayaan perempuan dan kami membantu banyak sekali pemberdayaan perempuan di sekitar Masjidil Aqsha,” terangnya. Pemberdayaan ekonomi perempuan yang dilakukan oleh Abeer ini adalah salah satu bentuk perjuangannya untuk meneguhkan para perempuan yang ada di Masjidil Aqsha.
Dalam kesempatan tersebut Abeer menyampaikan pesannya kepada masyarakat Indonesia untuk jangan melupakan Palestina dan Gaza. “Jangan lupa kepada Palestina, jangan lupa kepada Gaza, kami disini sudah ditakdirkan keadaanya oleh Allah SWT maka kami hanya bisa berjuang dan kami harap saudara-saudara kami di belahan dunia lain termasuk di Indonesia untuk mengingat kami dalam doa.” (Suri)